TAMPIL BEDA!!! Itulah yang terjadi setiap kali Sekolah PRINCE’S menggelar suatu acara. Sabtu, 10 April 2010 lalu, area lapangan hijau Sekolah PRINCE’S mendadak berubah menjadi pasar. Tapi ini bukan sembarang pasar! Kegiatan dengan tema recycling preloved things ini berlangsung sebagai ajang pendidikan bagi siswa termasuk orang tua untuk menghargai barang yang pernah mereka gunakan. Mereka menjual kembali barang second hand mereka dengan harga miring atau mereka bisa melakukan barter dengan pihak lain. Satu syarat yang wajib mereka catat, BARANG BOETOET TAPI MASIH PATOET!
Anak-anak juga diajarkan seni berjualan. Dengan diberikan modal awal yang sama berupa makanan dan minuman, perwakilan dari setiap faction harus memutar otak mereka untuk mendapat keuntungan yang maksimal. Kemudian mereka menawarkan dagangan mereka layaknya penjaja cilik sungguhan. Kios Barang Boetoet tapi Masih Patoet, Panggung Ngamen, Warung Hobi, Bursa Perangko, Kantin Pojok dan tak lupa Lucky Fishing serta Wheel of Fortune menambah kental nuansa pasar.
Satu lagi,acara yang paling diminati dan ditunggu … LELANG!! Barang-barang dari siswa/I Sekolah PRINCE’S bersanding dengan barang lain dari guru dan Warung Hobi siap untuk dilelang. Para peserta lelang pun berperang memberikan harga penawaran tertinggi demi barang yang mereka inginkan.
Acara bertambah istimewa dengan hadirnya tamu istimewa yaitu Mr. Stewart. Beliau merupakan seorang konsultan pendidikan dari Negeri Koala. “FANTASTIC!!!" Satu kata baru tercetus dari Mr. Stewart seusai menyaksikan penampilan Tari Saman yang menggebrak panggung di undercover Sekolah PRINCE’S.
Kehadiran Mr. Stewart dan keluarga juga ikut meramaikan kegiatan SEDEKAH BUMI yang diadakan pada siang harinya di lingkungan BENTENG MAKASAR. Tradisi Sedekah Bumi ini sebenarnya sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat Benteng Makasar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kepada bumi yang telah memberikan penghidupan. Namun belakangan, tradisi ini seolah tersisih dari masyarakat. Oleh karena itulah, pada tahun ini, Sekolah PRINCE’S yang mempunyai prinsip multikulturalisme, mempelopori dan menghidupkan kembali budaya yang hampir hilang ini.
Rombongan warga Benteng Makasar bersama dengan barisan warga Sekolah PRINCE’S berpawai di sekitar Benteng Makasar. Barisan pemain drum band dari PRINCE’S menjadi pembuka jalan,diikuti dengan usungan kepala kerbau sebagai persembahan bagi bumi. Barisan ini dikawal oleh dua ekor naga PRINCE’S dan puluhan siswa-siswi, guru serta orang tua murid yang mengibarkan bendera merah putih. Panas terik matahari pukul 12 siang sepertinya tidak menjadi penghalang bagi rombongan untuk terus menghidupkan suasana proses sedekah bumi sampai selesai.
Tradisi ini tidak hanya mengajarkan kepada siswa/I Sekolah PRINCE’S untuk selalu bersyukur atas kekayaan alam melimpah di bumi yang merupakan tempat kehidupan manusia, tetapi juga mengajarkan pentingnya penghargaan terhadap kebudayaaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
INSTAGRAM @sekolahprinces