Setiap orangtua pasti ingin memiliki anak yang bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Kita mengharapkan seorang anak dapat memenuhi kebutuhannya dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan dan perasaan orang lain. Tetapi terkadang keinginan orang tua tersebut tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan orang tua terhadap anak. Sifat memanjakan anak merupakan salah satu contoh perbuatan yang tidak mendukung proses penanaman tanggung jawab pada anak.

Menurut Pam Schiller & Tamera Bryan (2002: 131), tanggung jawab adalah perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi setiap hari, yang memerlukan beberapa jenis keputusan yang bersifat moral. Tanggung jawab dapat ditanamkan dan diajarkan sejak anak usia dini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penanaman TANGGUNG JAWAB pada anak berpengaruh terhadap kegiatan belajar (PRESTASI) anak di sekolah. Berhasil tidaknya mereka di sekolah sangat ditentukan oleh cara mereka menanggapi batasan dan aturan, serta bagaimana mereka menerima tanggung jawab.

Beberapa peneliti mengemukakan mengenai cara – cara yang dapat dilakukan para orangtua untuk menanamkan tanggung jawab dan disiplin tanpa membuat anak stres, tanpa hukuman, serta tanpa perlu pemberian hadiah, di antaranya adalah :

  1. Berikan TUGAS kepada anak SESUAI dengan USIA. Tugas dan pekerjaan membersihkan rumah merupakan ramuan dasar untuk membantu anak belajar bertanggung jawab. Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung jawabnya (Benyamin Spock, 1991: 38). Tapi jangan memberikan tugas yang terlalu banyak karena tugas yang terlalu banyak akan menyebabkan suatu kegagalan dan merusak motivasi anak.
  2. Bantu anak mengatur tugas-tugas sekolahnya. Tunjukkan pada anak bagaimana memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakannya. JANGAN KERJAKAN TUGAS ANAK! Biar mereka tahu bahwa tugas sekolah merupakan tanggung jawabnya bukan tanggung jawab orang tua. Jika anak menghadapi kesulitan dalam mengerjakan, orang tua cukup memberikan bimbingan/ bantuan (scaffolding) agar anak mengerti.
  1. Usahakan untuk selalu mengatakan dengan BAHASA yang POSITIF. KESUKSESAN dan PUJIAN akan memotivasi seorang anak untuk melakukan lebih banyak tugas dan lebih baik lagi.
  2. Tawarkan PILIHAN. Pilihan memang bisa dibatasi, tapi dengan sering melatih anak untuk memilih, maka dia juga akan semakin bertanggung jawab, terutama terhadap pilihannya itu. Anak diajarkan untuk menerima akibat dari apa yang ia telah lakukan atau ia pilih. Bantulah mereka untuk mengerti KONSEKUENSI jangka panjang atas pilihan yang berbeda.
  3. Jika Anak berbuat salah, beritahu KESALAHANnya serta ALTERNATIF yang bisa mereka ambil, maka anak dapat dipastikan akan tumbuh dewasa dengan rasa tanggung jawab yang kuat (Anton Adiwiyoto, 2001 : 12).
  4. Jadilah PENDENGAR yang baik. Orang tua juga hendaknya mencoba untuk mengerti dan mendengarkan cerita dan keluhan anak tanpa menginterupsi dengan pendapatnya.
  5. KEMUKAKAN KEINGINAN Anda sebagai orang tua. Beri kesempatan pada anak untuk menolong Anda karena anak-anak tumbuh dengan memberi.

Satu hal yang harus diingat : mengajarkan anak mengenai tanggung jawab bukan berarti kita tidak bisa tertawa atau kita harus berwajah cemberut. Anak-anak harus melihat bahwa kita bisa serius tetapi tetap santai dan menyenangkan.

“It takes an entire village to raise one child.” Harus mengerahkan seluruh warga untuk dapat membesarkan seorang anak. Oleh karena itulah, penting bagi orangtua dan pembimbing untuk bekerja sama demi tercapainya tujuan bersama. (2010)